REVIEW PENELITIAN ATAU PENEMUAN ILMIAH TERKAIT TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI



A.    TEKNOLOGI KOMUNIKASI BLUETOOTH
Related image

1.      Asal Mula
Awal mula dari Bluetooth adalah sebagai teknologi komunikasi wireless (tanpa kabel) yang beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific and Medical) dengan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara host-host bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas yakni sekitar 10 meter. Bluetooth berawal dari proyek prestisius yang dipromotori oleh perusahaan- perusahaan raksasa internasional yang bergerak di bidang telekomunikasi dan komputer, di antaranya Ericsson, IBM, Intel, Nokia, dan Toshiba. Proyek ini di awal tahun 1998 dengan kode nama bluetooth, karena terinpirasi oleh seorang raja Viking (Denmark) yang bernama Harald Blatand. Raja Harald Blatand ini berkuasa pada abad ke-10 dengan menguasai sebagian besar daerah Denmark dan daerah Skandinavia pada masa itu. Dikarenakan daerah kekuasaannya yang luas, Raja Harald Blatand ini membiayai para ilmuwan dan insinyur untuk membangun sebuah proyek berteknologi metamorfosis yang bertujuan untuk mengontrol pasuka dari suku-suku di daerah Skandinavia tersebut dari jarak jauh. Maka untuk menghormati raja Viking tersebut, yaitu Blatand yang berarti bluetooth (dalam bahasa Inggris) proyek ini diberi nama.
2.      Dampak yang timbul
a.       Dampak Positif
-          Meskipun berjarak 10 meter, namun Bluetooth tidak dipengaruhi oleh berbagai jenis rintangan seperti dinding dan sebagainya. Itu berarti Anda tetap mampu mengirim serta menerima data meskipun ruangan terhalang oleh berbagai benda.
-          Bluetooth adalah teknologi praktis karena tidak memerlukan kabel serta kawat.
-          Dapat melakukan sinkronisasi data dari komputer ke smartphone dan sebaliknya.
-          Bisa digunakan sebagai perantara modem.
b.      Dampak Negatif
-          Mempunyai serta menggunakan frekuensi yang sama dengan yang dimiliki oleh gelombang WiFi.
-          Terlalu banyak koneksi Bluetooth memungkinkan kesulitan transfer data di dalam satu ruangan.
-          Pengiriman data melalui bluetooh, bisa membawa virus.
3.      Perbedaan dari masa ke masa
Bluetooth pertama kali dirilis versi 1.0 dan 1.0 B pada tanggal 26 Juli 1999. Produk ini belum sempurna, karena mempunyai banyak masalah dan perusahaan manufaktur pendukungnya mengalami kesulitan dalam menerapkan teknologi ini pada produk mereka. Untuk versi ini dibutuhkan perintah manual pada Hardware Device Address (BD-ADDR) transmisi saat proses koneksi di antara dua device dalam satu jaringan (handshaking process) sehingga keamanan pengguna tidak terjamin, dan pengguna protokol tanpa nama (anonymite mode) tidak dimungkinkan di versi ini.
Pada bulan Oktober di tahun yang sama, Bluetooth telah diperbarui dan dirilis versi 1.1 dan 1.2. untuk versi ini telah dilakukan penyempurnaan dan perbaikan seperti; digunakannya masks pada perangkat Hardware Device Address untuk melindungi pengguna dari identity snooping (pengintai) maupun tracker, pengguna protokol tanpa nama sudah tersedia namun tidak diimplementasikan sehingga konsumen biasa tidak dapat menggunakannya, Adaptive Frequency Hopping (AFH) dengan memperbaiki daya tahan dari gangguan frekuensi radio yang digunakan oleh banyak orang di dalam hopping sequence, serta transmisi berkecepatan tinggi.
Pada versi 2.0 teknologi ini mengalami perbaikan-perbaikan, beberapa tambahan Bluetooth pada versi ini antara lain; diperkenalkannya Non-hopping narrowband channels yang pada channel ini bisa digunakan untuk memperkenalkan layanan profil bluetooth oleh berbagai device dengan volume yang sangat tinggi dari perangkat bluetooth secara simultan, tidak dienkripsinya informasi yang bersifat umum secara realtime sehingga dasar kemacetan trafik informasi dan laju trafik ke tujuan dapat dihindari waktu ditransmisikan oleh perangkat dengan melewati setiap host dengan kecepatan tinggi, koneksi berkecepatan tinggi, dan Multiple speeds level.
Bluetooth versi 3.0 diperkenalkan pada 21 April 2009 yang mempunyai kecepatan hingga 24 Mbit/s. Pada versi 3.0 ini link Bluetooth hanya digunakan untuk pairing dan mpembentukan jalur akses data, sementara pengiriman dan penerimaan data menggunakan link wireless 802.11 (seperti wifi). Fitur baru dari versi 3.0  ini adalah Alternate MAC/PHY (AMP) yang memberikan dukungan link 802.11 untuk transfer data lebih cepat. (HS pada versi ini merupakan singkatan High Speed yang melalui penggunaan link 802.11).
Pada versi 4.0 ini teknologi dengan penggunaan daya rendah menjadi bahasan utama.Bluetooth Low Energy (BLE) adalah teknologi terbaru yang terdapat di versi 4.0 ini. Dengan konsumsi daya yang kecil, waktu pemakaian yang lebih lama, biaya produksi yang rendah, jangkauan yang lebih besar serta kecepatan hingga 1Mbit/s mejadi keunggulan Bluetooth versi 4.0 ini. BLE tidak digunakan pada semua perangkat oleh karena itu Bluetooth versi 4.0 menggunakan teknologi Dual Mode, yaitu mengaktifkan dua tipe wireless. Koneksi wireless Bluetooth Classic yang masih banyak digunakan pada perangkat yang ada dan BLE sebagai standar baru penggunaan koneksi wireless.
4.      Permasalahan yang timbul
Sistem ini menggunakan frekuensi yang sama dengan gelombang LAN standar. Apabila dalam suatu ruangan terlalu banyak koneksi Bluetooth yang digunakan, akan menyulitkan pengguna untuk menemukan penerima yang diharapkan. Banyak mekanisme keamanan. Bluetooth yang harus diperhatikan untuk mencegah kegagalan pengiriman atau penerimaan informasi. Di Indonesia, sudah banyak beredar virus-virus yang disebarkan melalui bluetooth dari handphone 



 B.     TEKNOLOGI TRANSPORTASI
Image result for transjakarta logo
1.      Asal mula
Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian ide ini ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso. Sebuah institut bernama Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan proyek ini. Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika (USAID) dan The University of Indonesia’s Center for Transportation Studies (UI-CTS). Bus TransJakarta diharapkan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat agar beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum guna mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas.
Transjakarta memulai operasinya pada 15 Januari 2004, ditandai dengan peresmian Koridor 1, dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian Transjakarta, harga tiket ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah daerah. Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal ini kepada masyarakat, pada 2 minggu pertama pengoperasiannya (15-30 Januari 2004) pengguna Transjakarta tidak dikenakan tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif Transjakarta mulai diberlakukan seharga Rp2000. Pada tahun 2012, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk menaikkan tarif Transjakarta seharga Rp3500.
2.      Dampak yang timbul
a.       Dampak positif
-          Terciptanya transportasi masal yang nyaman, bersih, dan murah
-          Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
-          Mengurangi kemacetan
-          Menghemat penggunaan BBM
-          Mempersingkat waktu tempuh
-          Mempekerjakan aparat
-          Mengurangi pengangguran
-          Mengurangi tindak criminal di angkutan umum
b.      Dampak negatif
-          Menyita sebagian jalan karena dipakai untuk jalan khusus Busway
-          Merugikan perusahaan angkutan umum perkotaan
-          Banyak masyarakat yang tidak mematuhi lalu lintas
-          Sering terjadi kecelakaan di jalur Busway
-          Adanya halte, mempersempit ruang publik atau ruang hijau
-          Masyarakat masih memilih kendaraan pribadi
-          Jalur Busway rusak memicu keclakaan
3.      Perbedaan dari masa ke masa
Sejak awal beroperasi pada tahun 2004, status pengelolaan bus Transjakarta sudah 2 kali mengalami perubahan. Kondisi ini dapat dibagi menjadi tiga (3) fase perubahan, yaitu fase periode 2004 sampai 2006 dimana status badan hukum pengelolaan Transjakarta adalah Badan Pengelola Transjakarta Busway (BP), fase periode 2006 sampai dengan 2014 dimana status badan hukum pengelolaan Transjakarta adalah Badan Layanan Umum Transjakarta Busway (BLU), dan fase 2014 hingga saat ini dimana status badan hukum pengelolaan Transjakarta adalah BUMD yaitu PT Transportasi Jakarta.
Pada fase pertama yaitu pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 kepengurusan Transjakarta diputuskan berbentuk BP atau Badan Pengelola Transjakarta Busway berdasarkan keputusan gubernur NO.110/2003. Dengan berbentuk Badan Pengelola, Transjakarta akan dikelola secara non-struktural, menggunakan dana transfer, dan bertanggung jawab terhadap gubernur (Transjakarta, 2016). Dengan adanya status pengelolaan ini diharapkan Transjakarta dapat berkembang lebih luas lagi menjangkau tempat-tempat lain di Jakarta agar semakin banyak masyarakat ibukota yang dapat menggunakan bus Transjakarta untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari karena pada tahun tersebut transjakarta hanya berfokus kepada koridor 1 sebagai percobaan penerapan Transjakarta di ibukota. Transjakarta bekerjasama dengan beberapa pihak swasta sebagai operator untuk menyediakan bus sesuai dengan koridornya, misalnya koridor 1 adalah Jakarta Express Trans (JET) dengan mengunakan mesin Hino dan Mercedes Benz, koridor 2 adalah Trans Batavia (TB) dengan menggunakan mesin Daewoo dan Hino, koridor 3 adalah Jakarta Trans Metropolitan (JTM) dengan menggunakan mesin Daewoo, Hyundai dan Hino.
Pada fase ke dua yaitu pada periode tahun 2006 sampai dengan 2014 Pemprov DKI Jakarta yang pada saat itu masih dipimpin oleh Sutiyoso akhirnya mengubah status pengelolaan Transjakarta dari Badan Pengelola Transjakarta Busway menjadi BLU (Badan Layanan Umum) Transjakarta Busway pada tahun 2006. Perubahan ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan lambatnya perkembangan pada saat Transjakarta masih dikelola oleh Badan Pengelola Transjakarta (BP), dengan harapan 7 perubahan menjadi BLU ini dapat meningkatkan pelayanan dan perbaikan fasilitas ditambah dengan untuk mempercepat perluasan jangkauaan rute Transjakarta di ibukota, BLU Transjakarta ini merupakan unit pelaksana teknis yang berada dibawah Dinas Perhubungan provinsi DKI Jakarta. Hal ini diatur dalam Peraturan Gubernur DKI No. 48 tahun 2006 (Transjakarta, 2016). Dengan berbertuk BLU yang merupakan unit pelaksana teknis, Transjakarta tetap menggunakan beberapa operator untuk menyediakan bus sesuai dengan koridornya, untuk koridor 1 sampai 3 masih menggunakan operator yang sama, sedangkan koridor 4 menggunakan operator Jakarta Mega Trans (JMT) dengan bus gandeng bermesin Hyundai dan Hino, koridor 5, 6, 7 dan 8 menggunakan operator Lorena (LRN), Primajasa (PP), dan Trans Mayapada Busway (TMB) dengan menggunakan mesin Hino, untuk koridor 9, 10, 11, 12 menggunakan operator Bianglala Metropolitan (BMP), Damri (DMR), dan Transportasi Jakarta (TJ) dengan menggunakan mesin Yuchai, Hyundai, Hino, Scania, Mercedes Benz dan Zhongtong.
Pada fase ke tiga yaitu pada periode 2014 sampai dengan saat ini kembali terjadi perubahan status badan hukum pengelolaan Transjakarta yang didasarkan pada banyaknya kasus yang terjadi sampai dengan tahun 2014 yang pada saat dikelola BLU, hal ini membuat perubahan status pengelolaan Transjakarta yang semula berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu PT. Transportasi Jakarta yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Joko Widodo pada 27 Maret 2014 (Kompas, 2014). Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pengelolaan Transjakarta mulai dari perawatan bus, pelayanan konsumen sampai kesejahteraan karyawan dapat lebih baik dari sebelumnya. Dengan menjadi BUMD, saham Transjakarta tetap dipegang 99% oleh pemprov DKI dan 1% oleh pihak swasta agar pemprov DKI dapat tetap memantau pelaksanaan operasional Transjakarta (Transjakarta, 2016). Dengan perubahan tersebut diharapkan terus muncul inovasi- 10 inovasi baru di dalam PT Transportasi Jakarta dan dapat menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Seluruh perubahan yang dapat dirasakan masyarakat ibukota terhadap Transjakarta seperti yang telah dibahas sebelumnya yaitu peningkatan pelayanan penumpang dari segi fasilitas maupun sumber daya manusia, jumlah bus yang bertambah drastis sehingga waktu tunggu menjadi lebih cepat, sistem kemanan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya oleh pihak pengelola Transjakarta yaitu PT Transportasi Jakarta memberikan dampak yang cukup baik bagi konsumen yaitu lebih nyaman dana man menggunakan Transjakarta dan lebih cepat karena jalur yang mulai steril dari kendaraan lainnya.
4.      Permasalahan yang timbul
Pada kurun waktu 2006 - 2016 banyak kekurangan yang terjadi di sistem Transjakarta, misalnya kerusakan pada jembatan penyeberangan, kurangnya armada yang menampung penumpang, kurangnya ventilasi udara pada stasiun BRT, di beberapa koridor di jalur buswaynya tidak steril masih ada yang dimasuki kendaraan pribadi, dan masih banyak lagi. Namun sejak di bawah kepemimpinan Budi Kaliwono, beberapa kekurangan tersebut sudah diatasi, seperti menambah jumlah armada, menambah rute pengumpan dan lintas koridor, memberhentikan operasi bus Transjakarta yang kurang layak, dan masih banyak lagi walaupun masih ada kekurangan yang belum diatasi seperti jembatan penyeberangan yang masih rusak, masih tidak sterilnya jalur Transjakarta, dan kurangnya petugas di stasiun BRT.








Sumber:
Ahmad, J. , Fiki, H, Maulana, M.I, dkk (2017). Tugas Bahasa Indonesia Diskusi Transjakarta di https://fikihard.blogspot.com (di akses 12 April).
Diartono, D. A. (2009). Teknologi Bluetooth untuk Layanan Internet pada Wireless Local Area Network. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Vol. XIV, No. 1.
Rizal (2015). Kelebihan dan Kekurangan Bluetooth di http://rizalardhi44.blogspot.com (di akses 7 April)
Setiawan, A.A (2016). Transformasi Transjakarta untuk Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Ibu Kota dan Sekitarnya di https://www.researchgate.net (di akses 12 April).
Wikipedia. Bluetooth, https://id.wikipedia.org/wiki/Bluetooth (di akses 7 April)
Wikipedia. Transjakarta, online https://id.wikipedia.org/wiki/Transjakarta (di akses 12 April)


Comments

Popular Posts